Kabarindoku.com,Medan Sumut- Dua wilayah di Sumatera Utara akhir tahun ini dilanda bencana yaitu Negeri Sihotang (Kabupaten Samosir) dan Simangulampe (Kabupaten Humbang Hasundutan).
Cuaca yang ekstrem belakangan ini di Tano Batak cukup mengkhawatirkan menimbulkan terjadinya longsor dan banjir.
Longsor itu ditengarai tidak terlepas dari penebangan atau kerusakan hutan. Pengurus Sirajaoloan angkat bicara terkait hal ini.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sirajaoloan (SRO) Sumut Sanggam SH Bakkara meminta seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bahu membahu memikirkan dan cari solusi, menyelamatkan lingkungan kawasan di Tano Batak. Dan juga aksi dalam rangka solidaritas kemanusiaan.
Longsor itu mengakibatkan derita dan rasa pilu mendalam. Selain kehilangan nyawa, juga kehilangan harta benda yang tidak sedikit.
"Kita turut prihatin atas 2 kejadian itu. SRO Mengucapkan turut belasungkawa terhadap seluruh pompatan yang kena dampak. Juga para warga yang tertimpa kejadian dan rasa simpati mendalam kepada keluarganya," ujar Sanggam.
Lantas, Sanggam meminta semua tidak saling menyalahkan. Secara khusus meminta kekompakan Pomparan SRO, untuk bersatu membantu masyarakat yang terkena dampak.
Adapun marga-marga yang menjadi keturunan dari Sirajaoloan adalah Naibaho, Sihotang, Bakara, Sinambela, Sihite dan Simanullang.
"Dimohon agar merapatkan diri dalam membantu dan memberikan upaya-upaya meringankan beban Saudara kita yang terkena bencana," jelas Sanggam.
"Kami juga meminta agar pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah daerah lebih berpersn aktif. Teruslah memberikan solusi menyangkut masa depan mereka, terutama keluarga yang ditinggal, "ungkapnya lagi.
Disebutkan, khusus pomparan Sirajaoloan, Donasi pengumpulan diberikan batas sampai 31 Desember 2023.
"Ayo kita gerakkan lewat Marga Marga yang merupakan keturunan SRO dan juga para masyarakat yang bersimpati. Nanti penyerahan disatukan bersama sama . Tentu yang sudah dikumpul lewat beberapa kelompok, diteruskan saja, kalau yang belum, ayo digerakkan. Tinggal bagaimana teknisnya nanti kita bersama sama menyerahkannya awal tahun, " ungkap Sanggam.
Secara khusus, Sanggam juga mengapresiasi kinerja Pemkab setempat. Juga nasib para pengungsi untuk segera diperhatikan. Diharapkan semua dapat bekerja cepat hingga tuntas.
"Kita bersama sama berencana audiensi ke Gubernur, meminta agar dikucurkan dana bencana alam yang lebih memadai, " ujar Sanggam.
Sementara itu Penasehat SRO Sumut Oloan Naibaho meminta meminta pemerintah segera menyelesaikan persoalan banjir secara holistik yaitu mengembalikan fungsi hutan.
"Kami himbau agar Pemerintah mengembalikan fungsi hutan. Sementara seluruh seluruh elemen menggerakkan kepedulian dan rasa kemanusiaan bagi para korban dan keluarga, " jelas Oloan.
Hal senada, Dewan Pakar SRO Sumut Prof. Dr. Marihot Manullang juga setuju jika aksi pengumpulan sumbangan, nantinya diserahkan secara bersama.
"Lebih indah jika ada kebersamaan diantara pomparan, jika sama sama menyerahkan, " pungkas mantan Rektor Universitas Simalungun.
Turut hadir dalam bincang santai itu Pengurus marga Naibaho Riduan Naibaho, Pengurus Marga Sinambela Nikson Sinambela, Pengurus Marga Sihite, Joga Sihite.
Demikian dilansir lewat Keterangan tertulis Ketua Partogam Sumut Dr. Ir. Sanco Simanullang, jumat (8/12/2013). Sanco menyebut, belum lama ini pertemuan Ketua Ketua Marga SRO digelar menyikapi musibah longsor. (Agm/Ah)